Tentu saja setiap negara itu mempunyai kebiasaan dan juga budaya yang berbeda-beda. Hal ini juga yang menjadikan pergaulan sampai dengan gaya berpacaran antara satu negara dengan negara yang lainnya itu tidak sama.
Jika sebelumnya kamu sudah mengetahui gaya berpacaran anak-anak muda di beberapa negara, saat ini OMPI ingin mengajak kamu agar tau seperti apa sih gaya berpacaran yang berlaku di Negara Jepang.
Buat kalian yang suka dengan Negara yang terkenal dengan Bunga Sakuranya ini, langsung di simak aja yappp....
BARU MULAI PACARAN USAI LULUS SMA
Jepang
merupakan negara yang mengedepankan karier dan juga pendidikan. Tidak
heran jika pada akhirnya mereka itu lebih memilih untuk mengesampingkan
urusan asmaranya. Pada umumnya, masyarakat Jepang baru saja mulai
mengenal cinta-cinta'an atau pacaran itu kala mereka lulus SMA dan masuk
pada perguruan tinggi. Karenanya, mereka pun tidak begitu terpikir
tentang pacaran sebelum ia berhasil masuk pada Universitas Favorit.
Mereka bakal terus mengejar pelajaran dan baru akan berpikir tentang
asmara saat kuliah.
MASIH MALU-MALU
Ada
rasa malu yang ada pada diri anak-anak muda Jepang kala memulai
berpacaran. Mereka memang baru mengenal apa itu cinta di kala usia
mereka itu sudah cukup dewasa sehingga tidak heran jika saat berpacaran,
pengalaman mereka untuk memadu kasih itu masih sangat malu-malu. Mereka
tidak bisa bertingkah genit kepada lawan jenis mereka lantaran memang
tidak terbiasa melakukan hal itu kala mereka masih ABG. Bahkan, mereka
selalu meminta teman-temannya jika mau bertemu dengan pacar supaya tidak
canggung jika hanya bertemu berdua saja.
LEBIH SUKA KENCAN BARENG-BARENG
Orang
Jepang akan merasa canggung saat hanya pacaran berdua saja. Maka dari
itu, dibentuklah kencan berkelompok atau yang kerap disebut atau akrap
di Jepang dengan nama gōkon. Jika pria dan wanita sedang menjalani masa
pendekatan. maka mereka akan mengajak 3 sampai dengan 4 orang teman
mereka untuk menemani. Biasanya, mereka akan melakukan janji untuk
bertemu di sebuah restoran dan melakukan makan besar di sana.
Di
sinilah biasanya mereka justru saling tertarik antara satu dengan yang
lain sampai bertukar nomor telepon atau alamat e-mail. Orang Jepang
begitu waspada jika harus bertemu hanya berdua saja dengan orang yang
baru mereka kenal. Yang paling penting, harus ada banyak pihak
setidaknya pihak ketiga di antara pria dan wanita yang sedang bertemu.
ORANG TUA PUNYA PERAN DALAM MENJODOHKAN ANAK MEREKA
Salah
satu budaya Jepang yang masih sangat populer sampai saat ini adalah
Omiai, yaitu peran orang tua pada proses pencarian pasangan yang tepat
untuk anak-anak mereka. pada umumnya, orangtua bakal mencarikan calon
menantu mereka tanpa diketahui oleh anaknya. Mungkin kamu juga pernah
tuh mendengar jika perjodohan di negeri Sakuta ini memang masih banyak
ditemukan. Orangtua bakal memilih pihak ketiga yang disebut dengan nama
nakōdo, dimana nakōdo inilah yang akan menjadi perantara pada perjodohan
tersebut.
Nakōdo mempunyai begitu banyak
kandidat untuk dijodohkan, lengkap dengan histori calon, seperti
pekerjaan, usia dan yang lain-lainnya. Jika kriteria calon itu diterima
oleh pihak pria dan wanita, maka Nakōdo bakal melakukan mengatur
pertemuan dan jika sudah sama-sama klik, maka keduanya pun akan
melanjutkannya pada jenjang pacaran dan bisa juga sampai pada menikah.
TIDAK AKAN MENGHUBUNGI LAGI JIKA TIDAK TERTARIK
Selalu
bersikap sopan merupakan prioritas yang di pegang oleh orang Jepang.
Jika kala dipertemuan yang pertama saling tertarik, maka kala itulah
salah satu dari mereka akan menghubungi dan mengucapkan terima kasih
atas pertemuannya yang menyenangkan dan mengajak kembali lagi untuk bisa
jalan bareng. Akan tetapi, jika tidak ada kecocokan, maka keduanya akan
saling mengirim pesan usai 1 minggu pertemuan dan itu bisa diasumsikan
bahwa keduanya tidak mau melanjutkan hubungan ini.
Orang
Jepang lebih suka menghilang tanpa kabar daripada harus mengucapkannya
secara langsung bahwa mereka tidak tertarik kepada calon pasangannya
itu. jadi jangan heran jika ada kasus di mana pasangan sudah berpacaran
bertahun-tahun mendadak putus dan kemudian keduanya tidak lagi saling
berkomunikasi.
WAJIB ADA PERNYATAAN CINTA
Mungkin
saja di Indonesia bukan merupakan hal yang wajar jika ada wanita yang
menyatakan perasaan mereka terlebih dahulu kepada pasangannya. Akan
tetapi, hal ini tidak berlaku di negara Jepang lantaran para wanita juga
tidak sungkan atau malu untuk menembak terlebih dahulu. Pernyataan
cinta ini pun wajib dilakukan jika memang ingin melangkah lebih jauh
lagi hubungan itu.
Tidak bisa hanya saling suka saja dan kemudian dianggap berpacaran tanpa adanya status yang pernah mengucapkan bahwa "Kamu mau nggak menjadi pacarku?" jadi, Di Jepang ini tidak berlaku gaes yang namanya hubungan tanpa status. Setidak hubungan selalu mempunyai status.
TIDAK SUKA PAMER KEMESRAAN DI DEPAN UMUM
Masyarakat
Jepang tidak suka memperlihatkan kemesraan mereka di depan umum.
Menurut mereka, berpelukan, bercouman atau kontak fisik yang lainnya itu
merupakan hal yang memalukan jika harus diperlihatkan di depan umum.
Mereka bakal menjaga keromatisan mereka hanya berdua saja dengan
pasangan mereka. jadi jangan heran jika ada pasangan di Jepang yang sama
sekali seperti tidak terlihat bahwa mereka sedang berpacaran.