Ompi TV - Usia rentak tidak lantas membuat Bapak bernama Rojani ini patah semangat untuk mencari rejeki. Di usianya yang sudah masuk 60 tahun itu, Ia masih menjadi tulang punggung untuk keluarganya.
Ketika dijumpai oleh Media, pak Rojani sedang menjaga meja kayu sederhana yang mana di atasnya ada timbangan, buah sawo, nangka, jamu biji dan juga pisang. Tidak terlihat wajah lelah pada Pak Rojani, Beliau menyambut kru media dengan begitu ramah.
"Istri saya sudah meninggal, anak saya dua tidak bekerja, dan cucu saya sudah dua," ungkap Pak Rojani ketika mengawali pembicaraannya.
Awalnya Pak Rojani berjualan daung singkong, Akan tetapi, mulai dari lebaran lalu ia beralih menjadi berjualan buah-buahan karena mudah ditemukan di perkebunan untuk buah-buah yang ia jual. buah-buahan itu ia dapatkan dari orang yang menjual kepadanya, Perubahan barang dagangan ini rupanya membawa angin segar.
"Tadinya Pak Rojani berjualan di Pasar Minggu akan tetapi saat ini di Lenteng Agung lantaran pendapatannya lebih besar. Jika di Pasar Minggu lebih banyak saingan. Mending disini di pinggir jalan agar orang yang lewat dan lihat bisa membeli buah-buahan saya," tambahnya
Meski usianya sudah tak lagi muda, ia lebih memilih untuk bekerja daripada diam di dalam rumah. Dalam waktu satu hari, Pak Rojani bisa membawa pulang uang 400 Ribu. Lebih dari cukup. Ketekunan dan juga kerja keras memang tidak akan membohongi hasil.
"Enakan dagang daripada di rumah hanya tiduran. Jika dagang saya bisa bertemu dengan banyak orang. Uangnya juga bisa untuk cucu jajan, karena mereka masih kecil dan suka jajan terus," paparnya sambil tertawa
Untungnya, Bapak Asli Jakarta ini sudah memiliki rumah sendiri. Sehingga beliau tidak lagi harus membayar sewa tempat tinggal setiap bulannya.
Semangat Pak Rojani ini harus kita tiru. Sebagai anak muda yang masih sehat akan tetapi justru malas-malasan, harusnya malu dengan kisah Pak Rojani ini.
Rezeki tidak hanya ada di tempat-tempat seperti gedung mewah atau pekerjaan yang beken, karena TUhan sudah memberikan banyak rezeki. Tinggal kitanya saja yang mau menjemput atau tidak, masih mau bermalas-malasan atau segera menjemput rejeki itu.