Ompi TV - Cerdas mungkin adalah hal yang sudah biasa sekarang ini, akan tetapi jika super cerdas sepertinya masih belum biasa. Dan Indonesia sepertinya kurang siap memiliki orang super cerdas.
Buktinya, ada cerita dari seorang anak ajaib yang kini usianya sudah 32 tahunan, ia bernama Audrey Yu Jia Hui. Ia mengkisahkan dirinya yang pernah dibawa ke dokter jiwa lantaran saking pintarnya.
Sosok yang lahir pada 1 Mei 1988 di Surabaya ini, sejak kecil memang sudah memperlihatkan beberapa tanda kecerdasaan yang tidak biasa pada anak-anak seusianya. Masuk pada usia 3 tahun, ia begitu kesulitan mendapatkan teman karena pemikiran aneh yang ada di benaknya.
Saat itu, "benih-benih" pola pikir jenius itu, dianggap tidak sesuai dan jauh dari kata normal untuk anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun. Pemikiran Audrey ini juga kerap membuat repot orang tua, terutama ibu. teman-teman sang Ibu menyarankan agar membawa Audrey ke Dokter Jiwa.
Akibatnya, pada usia yang masih sangat belia, ia pun harus merasakan susahnya depresi ala orang dewasa dan stres yang berkepanjangan. Sebagai pelipur rasa frustasinya itu, ia mencurahkan perhatiannya itu di buku sastra dan kamus yang kerap ia baca.
Dirinya kerap mengingat pesan dari guru SD nya dulu, jika setiap cita-cita itu sudah pasti akan tercapai jika diiringi dengan sikap giat belajar dan bersungguh. Berbekal dari petuah inilah, ia pun berhasil lulus kuliah pada usia yang sangat belia yaitu 16 Tahun.
Audrey dulu punya cita-cita menjadi tentara. Cita-cita ini terinspirasi dari banyaknya siswa Indonesia yang pernah belajar di Amerika Serikat, dan memilih masuk militer kala pulang ke Indonesia.
Di benaknya saat itu, lingkungan Militer yang mengusung prinsip egaliter atau "semua sama rata" itu, dinilai bisa jadi jalan yang mulut untuk dirinya mendapatkan teman dan bahkan kekasih.
Di perjalanannya meraih impian untuk jadi tentara, dirinya mengakui ada banyak rintangan dan penolakan yang dihadapi. Tidak hanya itu, ia bahkan harus mendapatkan kenyataan pahit, menjadi bulan-bulanan kebencian oleh orang-orang di sekitarnya, Dan yang paling miris, ia bahkan ditinggalkan dan rencananya itu dianggap sebagai permainan belaka.
Sikap diskriminatif itu rupanya pernah dirasakan Audrey sejak kecil. Kala Order Baru ditumbangkan oleh gerakan reformasi, ia adalah keturunan Tionghoa, mengaku mengalami peristiwa yang cukup sulit ketika itu.
Anggapan tidak nasionalis dan juga bukan pribumi asli, kerap dialami olehnya. Meski ia mengaku jika ia adalah sosok yang Pancasilais, tidak ada yang mau menggubrisnya ketika itu.
Gagal bekerja di kemiliteran, Audrey pun mengubah impiannya itu dan menjadi penulis. Tercatat, sudah ada banyak buku yang ia tulis sampai saat ini. Salah satu yang menarik dari buku Audrey adalah yang berjudul "Mencari Sila Kelima" atau "Tong Bao" jika dalam bahasa Tiongkok. Di buku ini, ia menekankan jika pentingnya nilai-nilai Pancasila untuk diamalkan, tidak hanya sekedar menjadi teori ideologi belaka.
Audrey merupakan salah satu dari banyaknya permata Indonesia yang "Disia-siakan" negaranya. Ia sudah berhasil masuk pada 72 ikon prestasi Indonesia di tahun 2017 lalu. Nama Audrey menjadi pembicaraan lagi usai seorang pengguna Facebook dengan nama Rudi Kurniawan menuliskan kisahnya di dinding Facebook-nya di tanggal 26 Januari 2021 lalu.
Dari cerita yang ditulis oleh Rudi itu diketahui jika Audrey benar-benar anak ajaib. Ia berhasil menyelesaikan sekolahnya hanya dalam waktu 5 tahun, SMP 1 Tahun, SMA 11 Bulan, persis di usianya yang menginjak 13 tahun. Persoalan terjadi kala ia hendak masuk ke Universitas. Ketika itu tidak ada satu pun kampus Indonesia yang mau menerima bocah berusia 13 tahun sebagai mahasiswanya.
Meski begitu, Audrey tidak menyerah, Audrey akhirnya memutuskan untuk terbang ke luar negeri, persisnya di University of Virginia di Amerika Serikat, dan mengambil jurusan Fisika. Ia hanya butuh waktu 3 tahun untuk menyelesaikan gelar Cumlaude di sana. Ketika itu usianya masih 16 tahun.
Kepandaian Audrey tidak hanya sampai disitu saja, Kala masih berusia 10 tahun, sekor TOEFL-nya sudah mencapai 573, yang memecahkan rekor MURI untuk sekor TOEFL tertinggi pada usia termuda.
Ketika usia 11 tahun, ia berhasil hafal diluar kepala kamus Indonesia-Inggris yang tebalnya 650 halaman. Dan kala usia 14 tahun, skornya naik menjadi 670.
Sayang sekali, kepintaran dan kecerdasannya itu lantas membuat ia dikucilkan. Orang-orang Dewasa di sekitarnya menganggap ia tidak normal. Teman sebaya kerap menyebut ia aneh, harus dijauhi, dan tidak diajak berteman. Intinya, ia dikucilkan dengan temannya.
Meski sempat mengalami penolakan oleh bangsanya sendiri, hal itu tidak lantas menjadikan Audrey benci Indonesia. Dengan bekal kejeniusan dan juga semangatnya itu, dia berusaha bangkit dan menepis semua tuduhan yang menyudutkan dirinya.
Bahkan, melalui karya tulisnya, Audrey bisa menjadi contoh nyata yang membuka mata hati Pribumi Indonesia, mengenai bagaimana menghayati Pancasila tanpa harus membenti latar belakang etnis tertentu.