Ompi TV - Terancam lumpuh dan Infeksi, Ari hanya bisa menangisi mimpi-mimpinya terlebih dahulu saat ini di atas kasur ICU. Di balik luka bakar 65%, ia tidak terbayang ia harus meregang nyawa, siapa yang kelak urus ayah ibunya yang sudah mulai rentan, dan pada suatu hari membawa mereka ke tanah suci?
Meski ia sendiri tidak selalu bisa membeli nasi bungkus, Ari tidak pernah luput membelikan orang tuanya makanan kecil setiap kali dirinya gajian. Maklum, upahnya sebagai tukang las tidak mudah untuk bisa membawa kedua orang tuanya itu makan mewah, akan tetapi dengan habiskan hari bersama mereka pun sudah membuatnya bahagia.
Sampai pada suatu hari, Listrik dengan tegangan tinggi menyengat tubuhnya sampai kakinya terancam diamputasi.
Sudah bertahun-tahun, Ari bekerja menjadi tukang las serabutan. Bengkel ataupun di pabrik ia tekuni, Dalam satu hari ia biasa membawa pulang 60 Ribu dan disimpan untuk masa depan agar kelak orang tuanya tidak bergantung lagi pada warung sembako untuk hidup.
Sayang sekali itu semua harus pupus. Hari yang naas itu, Pak Amrin & Istri sedang menjaga warung sembako tempat mencari nafkah. Seorang tetangga datang dengan tergopoh-gopoh memberi informasi jika putra mereka jatuh ditempat kerja dan saat ini sedang di UGD.
Bersimbah air mata, Pak Amrin & Bu Barnelis saat ada di UGD melihat Ari berdarah-darah, tubuhnya setengah hangus dan dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Rupanya, ia terpeleset ketika memasang kanopi dan memegang kabel listrik. Luka bakar 65% ia dapatkan, dan tanpa operasi berkali-kali infeksi bakal menyebar dalam darah.
Di samping kasur Ari, Pak Amrin & Bu Barnelis hanya bisa lemas melihat anaknya. Belum ada satu minggu yang lalu Ari masih pulang ke rumah, Sumringah usai Ari membawa Martabak untuk orang tuanya. Ia memang senang mengobrol dengan kedua orang tuanya, menyampaikan yang menjadi cita-citanya kelak akan berlibur bahkan membawa kedua orang tua naik haji.
Hancur hati mereka, terlebih lagi tahu jika Dokter terpaksa mengamputasi kaki Ari lantaran sudah busuk. Sedih bukan kepalang harus ditambah lagi dengan biaya operasi yang mencapai 200 Juta Rupiah.
Begitu berat beban yang ditanggung oleh Pak Amrin & Bu Barnelis yang usianya sudah tidak lagi muda, padahal upah dari jualan sembako hanya 50 Ribu setiap harinya.
Mari sahabat Bantu Ari dan keluarganya dengan berdonasi melalui Link Kita Bisa berikut ini ( https://kitabisa.com/campaign/bantuoperasiari ). Tentu saja donasi yang kalian berikan akan sangat bermanfaat untuk Ari dan keluarganya.
Semoga Dana yang dibutuhkan oleh Ari untuk menjalani operasi segera terkumpul, dan bantu juga Share Artikel ini sebanyak-banyaknya. Semoga bermanfaat.