Ompi TV - Gerak lincah Komang Shiva menggiring bola tak lagi nampak di lapangan, kini Komang Shiva terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Mimpinya menjadi pemain sepak bola seketika runtuh kala ia terancam cacat kaki. Tulang kakinya patah pasca terjatuh dari ketinggian. Tanpa operasi, selamanya Shiva dalam belenggu kecacatan. Keluarga terus merapal doa di tiap bakaran dupa, berharap Sang Hyang Widhi pulihkan Shiva.
Lapangan luas kehilangan pemain terbaiknya. Sore itu, tempat Komang Shiva menumbuhkan mimpinya jadi pemain bola menjadi saksi kisah pilunya. Naas, Shiva yang berusaha mengambil bola yang terlempar ke pelataran wantilan (paviliun Bali), terjatuh dari ketinggian tembok penyengker!
Kakinya memang tidak mengalami luka-luka di luar. Namun, saat Shiva berusaha bangkit dari posisinya, ia menjerit kesakitan! Nyeri dan linu dirasakan di bagian kakinya, rasanya seperti ada yang bergeser menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Shiva dilarikan ke RS bersama kakeknya, karena ibu dan ayahnya sedang mencari nafkah.
Pilu! Shiva menangis kala mengetahui tulang kakinya patah. Operasi harus segera dilakukan untuk memperbaiki bagian kakinya. Mirisnya, keluarga terhimpit biaya dan memilih untuk dipasangkan gips. Shiva pulang dengan harapan sembuh yang kian pudar.
Pasca kontrol rutin, kondisinya tak berangsur membaik. Hasil rontgen masih memperlihatkan tulang kakinya yang patah tak ada perubahan. Shiva juga masih merasakan ngilu dan nyeri yang luar biasa. Hari-harinya hanya dihabiskan terbaring, padahal selama ini ia rajin berlatih sepak bola.
Meski tak tahu bisa penuhi biayanya atau tidak, keluarga akhirnya mengiyakan operasi karena tak tega melihat Komang Shiva terus terbelenggu dalam sakitnya. Tanpa ibu yang sedang merawat adik-adiknya, dan ayah yang sedang mengais nafkah, Komang Shiva berjuang di ranjang rumah sakit dengan nenek dan tantenya.
“Sang Hyang Widhi, semoga segala halangan, penderitaan, serta gangguan yang diderita Komang Shiva binasa oleh-Mu..Om sarva vighna, sarva klesa, sarva lara roga vinasa ya namah svaha..”
Dalam resah, Pak Kadek Senjaya dan Bu Wayan Eli diburu waktu ‘tuk penuhi biaya operasi dan perawatan sebesar 70jt. Semenjak pandemi ayahnya di-PHK dari pekerjaannya sebagai supir kantoran di Jakarta. Ia kembali ke Bali dan membantu istri berjualan canang dan beberapa sembako di warung kecilnya. Upahnya yang hanya 70rb/hari harus menghidupi 5 anak, orang tua, dan adiknya. Kali ini harus dibagi pula tuk penuhi pengobatan puluhan juta.
Untuk Sahabat yang baik hati untuk yang ingin berdonasi bisa melalui Link Kitabisa.com berikut ini : ( https://kitabisa.com/campaign/komangshivapulih ) Tentu saja Donasi kalian akan sangat bermanfaat sekali untuk yang membutuhkan.
Bantu postingan ini tersebar sebanyak-banyaknya dengan share ke teman-teman yang lainnya.